Selamat siang orang-orang bahagia.
Sabtu siang ini, hari pertama di bulan
Februari. Hari liburan imlek (off kerja) terakhir gue (ini saat tulisan ini
mulai dibuat, baru bisa jadi hari ini). Gue yang udah nggak sabar untuk nulis
postingan ini, bahkan udah dari semalem gue pikirin judul apa yang tepat buat
bacaan kedua gue. Akhirnya terciptalah tuh judul diatas, "Hidup yang
bahagia, mengesankan." seperti judulnya gue kasih tau dulu yah gambaran
isi dari post ini. Dalam post ini gue bakal bercerita tentang siapa sih gue
ini, biar jangan dikira ntarnya "Siapa sih nih orang sok ide banget
nulis-nulis beginian?" atau "Emang dia siapa sih udah sok-sok
'berceramah' gini?" yaaa atau apalah lainnya. Lagipula kan kalo kata orang
tak kenal maka tak sayang, jadi ya lebih baik gw memperkenalkan diri gue dulu
yaa. Postingan ini bakal gue bagi jadi 4 part, yang pasti setiap part bakal
punya maknanya sendiri. Untuk sekarang gue bakal post part 1 dulu yaa, part 2
sampe 4 nya menyusul segera (biar pada penasaran juga). Okedeeehh, tanpa
berlama-lama lagi, capcus yuk ke kisah bahagianya.
Part 1. Gue dan diri gue
Nama gue Fardi, "F-A-R-D-I". Tuh
gue eja + pake caps lock, karena percaya atau nggak orang-orang keseringan
susah untuk denger dan ngucapin nama gw. Contoh kejadian yang cukup sering
terjadi, yang kadang-kadang bikin gue jengkel juga.
"Dengan siapa kak?"
"Saya Fardi, mbak."
"Oh, Hardy."
"Fardi, mbak." "
"Ooohh, iya kak Ferdi."
"Fardi mbak Fardi, pake 'A'
mbak."
"Maaf kak, iya-iya kak Fandi."
"!#@%@R&^!"
Dan gw speechless.
Yah begitulah nama pemberian bokap gue.
Meskipun terkadang susah diucapkan dan sudah didengar, tapi gue bangga kok
dengan nama unik yang sangat jarang ini. Fardi. Tanpa nama panjang. Walaupun
sebenernya ada nama "Lustam" dibelakangnya. Fardi Lustam. Tapi karena
dari ijazah SD nama itu nggak pernah muncul, maka jadilah sampe sekarang di KTP
pun nama gue ya cuma 'Fardi' aja. Kalian bisa panggil gue ‘Far’, ‘Di’, ‘Fard’,
dll asalkan wajar. Hehehe
Lanjut setelah nama biasanya tanggal lahir
kan. Hahaha. Gue lahir tanggal 16 April 1994 (dicatet yaa, jangan lupa ngasih
kado). Lahir di Jakarta, tapi gue seorang keturunan tionghoa. Orang tua gue
tionghoa keturunan daerah Bangka (Prov. Babel). Tapi kalo ada orang tanya, “far,
lo orang mana?” gue akan jawab “gue orang Indonesia!”. Yaa, gue cinta
Indonesia. Kalo kata orang sih namanya “nasionalisme”. Nasionalisme gue
(menurut gue) lumayan tinggi. Karena satu yang gue sadar, gue lahir di tanah
ini, gue pake airnya setiap hari, gue pake semua hasil tanah ini untuk
keperluan sehari-hari gue. Gue hirup udaranya. Gue liat sinar mataharinya
setiap hari. Dll. Udah ah tentang Indonesia, ntar panjangnya bisa 1 postingan
lagi. Hehehe.
Secara fisik, gue bukan orang yang ganteng
(menurut gue). Gue nggak pernah kepedean dan memasuk-masukkan muka gue ke
kelompok cowok ganteng. Dan memang hanya 1-2 orang yang bilang gue ganteng (gue
juga nggak ngerti gantengnya dari mana). Muka gue juga cukup berjerawat,
katanya sih ini karena hormon. Jadi agak susah buat diobatin sampe masa umur
gue lewat dan hormon gue stabil baru dia bakal sembuh. Lagian gue juga udah
capek berobat sana sini nggak sembuh-sembuh, jadi yaudah deh gue biarin aja
sekarang. Sebenernya juga udah tinggal bekasnya aja sih merah-merah. x_x. Yaa,
bagi gue ganteng atau nggak, jerawatan kek itu bukan masalah. Yang penting itu
PD. Percaya Diri yaa, bukan Persekutuan Doa. Hahaha. Ya! Bagaimanapun bentuk
wajah lo, warna kulit lo, tinggi lo, banyaknya lemak lo, yang paling penting lo
PD. Yakin aja kalo semua yang udah Tuhan kasih lo adanya kayak gini adalah yang
terbaik!
Tinggi gue 175 cm, berat sekarang 79 kg
(naik gara-gara liburan, padahal dulu udah 74 kg). Hahaha. Kalo mau digolongin
badan gue nggak bagus-bagus amat. Yaa normal lah kayak anak-anak cowok lain,
bisa dibilang agak gendut sih. Nggak, nggak berotot. Nggak six-pack. Adanya one-pack
nih kalo mau. Hahaha. Kulit gue puji Tuhan agak putihan lah, layaknya
orang-orang keturunan Tionghoa. Mata sipit, hidung nggak mancung nggak pesek. Normal.
Lahir sempurna. Puji Tuhan!!
Yang penting disini di Part 1 ini nih.
Bagi gue, mau dilahirin dalam kondisi apapun nggak ada alasan untuk menghambat
kesuksesan dan masa depan gue. Gue harap begitu juga dengan lo semua. Lo semua
yang baca tulisan ini gue harap sih bisa bersyukur nerima diri lo apa adanya. Mau
gendut kek, pendek kek, pesek kek, item kek, kata orang jelek lah, jerawatan,
atau apapun yang lain yang bagi orang negatif. Jangan pernah jadikan itu semua
alasan untuk lo nggak bisa meraih kesuksesan lo. Inget, muka itu bisa berubah. Makin
lo tua juga lo bakal keriputan, badan lo kurus, loyo, lambat, dll. Tapi 2 hal
yang nggak pernah bisa berubah. KARAKTER dan SEMANGAT. Bentuk karakter yang
kuat, teguh, baik, yang akan abadi dan tidak akan termakan usia. Nyalakan
semangat dalam hidup lo supaya biar berapapun umur lo, bagaimanapun kondisi
fisik lo, apapun keadaan yang lo hadapin, lo bisa melewati itu semua karena
punya semangat (spirit) yang tak pernah padam.
So, kalo gue aja yang kondisinya kayak
gini bisa punya mimpi yang sangat besar beserta keyakinan untuk menggapainya,
bisa punya semangat untuk ngejalanin hari demi hari. Apalagi lo semua yang
mungkin ganteng-ganteng dan cantik-cantik atau mungkin lo semua yang
jelek-jelek sekalipun. Pasti kalian juga bisa! Bentuk karakter dan nyalakan
semangatmu, sekarang!!!
Nantikan kelanjutan ceritanya segera. Hidup
yang bahagia, mengesankan. (Part 2). Coming Soon! J
Salam bahagia. #fard